Minggu, 22 Januari 2017

Sisi Keunikan Dari Suku Sasak, Lombok



        Halo, selamat datang kembali di blogspot saya, kali ini saya akan mengiringi kalian melalui blog ini untuk berkunjung ke salah satu tempat terunik di Indonesia, yaitu Kampung Suku Sasak, di Desa Sade, Lombok. Desa Sade ini terletak di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Perjalanan menuju desa Sade dari kota Mataram selama 2-3 jam menggunakan kendaraan mobil. Saya akan membahas Desa ini dari sisi adat istiadat pernikahan, kegiatan sehari-hari, dan lain-lain.
      Ketika saya berkunjung ke Lombok, tour guide saya, Mr. Jhonny mengatakan bahwa, orang-orang di suku sasak Lombok ini sangat unik. Dilihat dari segi adat istiadat mereka sangat kental sekali. Meskipun mereka beragama Islam, adat istiadat mereka beriringan dan sejalan.
         Misalnya tradisi pernikahan orang suku Sasak, sebelum nya ketika seorang laki-laki hendak mempersunting wanita, layaknya mendatangi kedua orang tua wanita tersebut dalam hal untuk melamar. Tetapi, untuk orang suku Sasak, hal ini justru terbalik, si pria justru tidak mendatangi si orang tua wanita melainkan membawa si wanita kabur bersama si pria. Hal ini untuk orang awam sangatlah tidak pantas, bagi mereka hal ini dikatakan sangat pantas dan sopan sehingga si pria dikatakan sebagai pria sejati untuk membawa lari si wanita. Setelah di bawa lari, mereka menikah dan akhirnya memberitahukan kedua orang tuanya masing-masing.
         Tradisi lain yang unik yakni, menarik perhatian wanita suku sasak. Awamnya, wanita tertarik dengan pria yang tampan, ekonomi yang cukup, karir yang baik, dan lain-lain. Lalu, wanita akan senang jika si pria mendatanginya dengan membawa bunga, memberikan perhiasan, dan hal-hal yang lain. Untuk orang sasak tidak, justru si pria untuk mendapatkan hati si wanita dengan cara memberikan sabun mandi. Misalkan, si pria menyukai seorang wanita dia datang untuk bertamu ke rumah wanita tersebut, si pria membawa sabun mandi untuk si wanita. Wanita akan memilih para lelaki yang pernah mendatanginya dilihat dari mewahnya harga sabun tersebut. Kata tour guide saya, Mr. Jhonny, wanita sasak menyukai sabun mandi bermerek GIV. Sabun itu sudah dianggap mewah dan mahal, sehingga si wanita mau dengan pria yang membawa sabun GIV tersebut. Unik dan sederhana bukan untuk mendapatkan hati gadis sasak ?
         Tradisi lain yang saya ketahui lagi yaitu, untuk gadis-gadis sasak yang belum menikah. Seorang gadis, dilarang menikah apabila dia belum menguasai menenun. Ketika saya berkunjung di suatu desa di Lombok untuk membeli kain Lombok, saya melihat ada anak perempuan yang masih sekolah dasar yang sedang giat nya menenun kain Lombok. Setelah saya bincang-bincang, memang mereka diwajibkan untuk menenun agar bisa menikah kedepannya. Walaupun sudah cukup umur, tetapi tidak bisa menenun, mereka dilarang untuk menikah. Selain itu juga, wanita suku sasak sifatnya pekerja keras. Wanita tangguh suku sasak ini, pekerjaan nya rata-rata adalah menenun dan mengurus rumah tangga. Mereka menenun untuk membantu perekonomian keluarga dan suami. Sedangkan suami kerja di lading sebagai petani, dan istri mengurus rumah dan menenun, setiap hari mereka lakukan seperti itu.
       Tahukah kalian bahwa, rumah-rumah di desa sade setiap sekali seminggunya, mereka melakukan pembersihan rumah dengan cara mengepel kotoran sapi di lantai rumah ? Ya, inilah yang mpaing menarik disini, sudah terkenal dan sampai sekarang masih dilakukan. Mereka percaya bahwa kotoran sapi mampu menguatkan pondasi rumah mereka. Setiap sekali seminggu, pagi hari sekitar pukul 6 atau pukul 9, mereka mengepel lantai rumah mereka dengan kotoran sapi yang baru dikeluarkan. Selain untuk menguatkan rumah mereka, ini juga untuk sebagai aroma therapi. Bau kotoran sapi membuat mereka lebih nyaman selayaknya aroma terapi pada parfum maupun bunga. Tradisi ini menarik perhatian wisatawan dari mana saja untuk penasaran melihat proses ini. Jika kalian penasaran, berkunjunglah ke Desa Sade Lombok pada saat pagi hari. Lalu, rumah adat suku sasak dimana si orang tua tidur di ruang tamu yang tidak beralaskan kasur dan bantal, hanya beralaskan tikar. Lalu, anak-anak mereka tidur di kamar masing-masing beralaskan tikar yang sederhana. Selain itu, tata letak rumah mereka juga ada kamar khusus untuk bersalin maupun untuk khitanan dibagian sudut kamar.
      Masih banyak hal-hal yang menarik yang kita pelajari dari orang-orang suku sasak, Lombok. Di zaman modern ini, mereka masih mempertahankan adat istiadat mereka dan membagikannya ke anak cucu mereka. Sangat rekomendasi sekali jika berkunjung ke desa Sade Lombok. Dan pastikan sebelum travelling, untuk mempelajari kebudayaan mereka dan jangan malu untuk berbincang dengan warga lokal yaa. (Mona)



 Desa sade, suku sasak asli
 walaupun kampung etnik, tapi masyarakatnya sudah modern

 spot foto yang di rekomendasikan sama guide, hehe