Selasa, 11 September 2018

Book Review : Menolak Hukuman Mati, Prespektif Intelektual Muda



Penulis : Antonius Cahyadi (dkk)

Editor  :Lucia Ratih Kusumadewi dan Gracia Asriningsih
Penerbit :
            PT. Kanisius, Depok, Sleman, Yogyakarta, Indonesia
Tahun Terbit :
            2015
Jumlah halaman :
            221 halaman.

            Hukuman mati termasuk hal-hal di mana umat manusia menjadi lebih peka. Perubahan kesadaran mulai di zaman pencerahan di Eropa abad ke-17 dan ke-18. Orang mulai tidak mau menerima lagi kekuasaan mutlak raja-raja serta keenakan mereka menjatuhkan hukuman-hukuman yang kejam. Masih begitu banyak orang yang mau mempertahankan hukuman mati berkaitan dengan suatu salah paham, yaitu kejahatan. Jadi, hukuman sebagai bentuk balas dendam. Hukuman yang dijatuhkan atas pelanggaran suatu undang-undang tidak ada kaitannya dengan balas dendam. Hukuman selain juga mempunyai fungsi perlindungan masyarakat, rehabilitasi penjahat, dan restitusi terhadap kerugian yang terjadi merupakan suatu sanksi, sanksi atas pengabaian hukum oleh si pelaku. Sanksi memastikan bahwa hukum wajib ditaati oleh semua, bahwa masyarakat tidak mengizinkan ada warga yang tidak mau mengakui bahwa ia adalah warga masyarakat dan terikat pada tatanannya.
Penolakan terhadap hukuman mati dan upaya untuk menghapuskan hukuman mati di Indonesia saat ini telah datang dari berbagai kalangan seperti intelektual, agamawan, budayawan, dan seterusnya dan dalam berbagai prespektif yang kaya. Walau demikian, suara untuk kesadaran baru ini masih terasa asing bagi banyak kalangan. Dengan kesadaran minimal yang dikonstruksikan secara sosial-budaya dalam konservatismenya itu, banyak warga Indonesia mendukung, bahkan fanatic terhadap hukuman mati. Untuk itu, perlu dan penting diciptakan ruang diskrusif dalam upaya deliberasi manusia dan masyarakat menuju pada sebuah kehidupan yang semakin berkeadaban.
Para penulis buku ini, dengan berbagai latar belakang dan kompetensi, mengambil sikap jelas dalam kontroversi dan mengajukan argumentasi-argumentasi meyakinkan bahwa sudah waktunya Indonesia menghapus hukuman mati dari segenap sistem hukumnya. Maka buku ini menantang sikap tradisional yang toleran terhadap hukuman mati serta menolak hukuman mati dengan hati lurus, menuntut agar argument-argumen dalam buku ini ditangapi. Menarik yang disampaikan oleh salah satu penulis buku ini, Antonius Cahyadi secara epik menyatakan bahwa hukuman mati sebagai ritus pengorbanan manusia, ia juga menulis bahwa hukuman mati merupakan manifestasi dari kekuasaan yang sewenang-wenang. Dan satu lagi salah satu penulis yakni Poengky Indarti secara kritis menyatakan pada tulisannya apakah hukuman mati memberikan suatu efek jera ? Ia megkiritisi beberapa kasus hukuman mati yang dilakukan di Indonesia dengan menyajikan data-data yang didapatkannya sehingga para pembaca dapat menilai sendiri apakah hukuman mati ini dapat memberikan sebuah efek jera yang efektif ? Buku ini diharapkan dapat memperjelas bahwa pembiaran terhadap hukuman mati seharusnya segera berakhir. Dalam tulisan ni pula, hukuman mati dikaji dengan kritis melalui sudut pandang filsafat, sosiologi, psikologi-sosial, sejarah, politik, dan budaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar